 |
| Bahrul Amig (2 dari kiri) yang turun langsung ke TPS 3R Ketajen dan Gedangan. |
DNN, SIDOARJO – Tiga hari setelah dilantik, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Bahrul Amig, langsung menutup operasional Tempat Penampungan Sementara Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS 3R) di Desa Ketajen dan Desa Gedangan.
Hal itu terungkap dalam suratnya yang dikirimkan ke Camat Gedangan pagi tadi, Senin (25/10/2021). Penutupan tersebut dilakukan untuk mengatasi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon yang sudah mendekati kondisi kritis.
Dihubungi melalui HP-nya sore tadi, Bahrul Amig mengatakan langkah ini dilakukan karena kedua TPS 3R tersebut sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga terjadi penumpukan sampah disana.
 |
| clean up sampah di TPS 3R di Desa Ketajen dan Desa Gedangan yang dilakukan mlam ini |
“Sekarang ini kami sedang melakukan clean up. Butuh 14 truk untuk mengangkut semua sampah di Ketajen dan Gedangan,” katanya. Sampah-sampah tersebut akan dikirim ke TPS 3 R di desa Prasung Buduran untuk dipilah sebelum residunya dibuang ke TPA Jabon.
Lebih lanjut dijelaskannya, langkah serupa akan dilakukan untuk wilayah lainnya di kota delta. Proses pemilahan akan dilakukan ke beberapa TPS 3R lain yang dianggap mampu melakukan pengolahan sampah, diantaranya di Desa Kalanganyar Sedati, Bluru kecamatan Sidoarjo dan juga di desa Tambak Rejo kecamatan Waru.
“Hasil penilaian kami, TPS 3R di lokasi-lokasi tersebut masih lumayan infrastrukturnya. Hanya kinerjanya saja yang perlu dipacu untuk mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA Jabon,” ujar mantan Kepala Dinas Perhubungan tersebut.
Menurutnya, kondisi TPA Jabon sendiri sekarang sudah dalam tahap kritis sehingga Sidoarjo sudah berada di ambang darurat sampah. Untuk itu, menurut Amig, perlu dilakukan langkah-langkah ekstrim untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satunya adalah dengan mengaktifkan kembali metode incenerasi atau pembakaran sampah. “Memang aturannya nggak boleh, tapi sekarang ini kondisinya darurat. Menurut saya, dampak pembakaran ini jauh lebih rendah ketimbang sampah-sampah yang tak tertampung itu dibuang di sembarang tempat, terutama ke sungai,” kata alumnus STPDN angkatan kedua itu.
Selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian PUPR untuk segera mengoperasionalkan TPA Sanitary Landfill. “Tapi sepertinya masih perlu dimodifikasi disana-sini agar bisa optimal ,” pungkas Amig.
Sementara itu Camat Gedangan, Ineke Dwi Setiawati mendukung penuh langkah yang dilakukan DLHK di wilayahnya. Menurutnya DLHK pasti sudah memperhitungkan langkah itu dengan cermat sebelum mengambil keputusan tersebut.
Baginya, yang terpenting upaya itu bisa segera menyelesaikan masalah penumpukan sampah di desa-desa yang meresahkan warga setempat. “Insyaallah revolusi menejemen sampah yang menjadi program prioritas bupati dan wakil bupati Sidoarjo ini akan segera tercapai,” kataya.(pramono/hans)
