DNN, SIDOARJO – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah berteknologi Sanitary Landfill yang dibangun dengan dana sebesar EUR 22,957,261 atau setara dengan Rp 399 milliar (kurs 17.124/EUR) di Jabon masih jauh dibawah kapasitas sampah yang dikirim dari berbagai wilayah di Kabupaten Sidoarjo.
Pasalnya berdasarkan keterangan Staf Operasional DLHK di TPA Sanitari Landfill, Opik, yang ditemui Senin (18/10/2021) kemarin mesin pengolah sampah disana hanya mampu mengolah 35 - 50 ton limbah buangan rumah tangga perhari.
Padahal sampah yang masuk ke TPA Jabon saat ini mencapai 450 - 600 ton perhari. Ini berarti kemampuan TPA Sanitary Landfill tak lebih dari 10% dari kapasitas sampah yang dihasilkan warga kota delta setiap harinya.
Disisi lain eksisting timbunan sampah di TPA Jabon saat ini yang menggunakan teknologi open dumping sudah mencapai 92 persen. Sehingga daya tampung TPA Jabon sudah tidak mencukupi alias overload.
Dari hasil pengamatan di lapangan terlihat hanya ada satu paket mesin pengolah sampah. Mesin produk pabrikan di Jerman itu berfungsi mengurai, memilah dan memadatkan sampah residu. Kemudian sampah yang tidak bisa diolah lagi tersebut, dikemas dan dibuang ke lahan landfill.
Lebih lanjut Opik mengatakan sebelumnya ia sudah pernah menjalani training untuk mengoperasionalkan mesin pengolah sampah tersebut. Hanya saja ia mengaku belum menerima sertifikat atau dokumen apapun terkait hasil pelatihan itu.
“Kalau soal licensi operator mesin itu saya belum terima. Mungkin saja ada, tapi yang jelas saya belum pernah diberi,” ujarnya. Opik juga menambahkan bahwa operasionalisasi TPA Sanitary Landfill yang dilakukan saat ini baru sebatas ujicoba atau trial.
Ditanya tentang kemungkinan terjadinya kerusakan mesin, Opik mengaku tidak mendapatkan pelatihan khusus terkait hal itu. Maintenance dan perbaikan akan dilakukan oleh distributor di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrikan dari Jerman.
Sehingga bisa dipastikan proses pengolahan sampah tersebut terhenti sambil menunggu perbaikan yang dilakukan jika mesin tersebut mengalami kerusakan. “Saya nggak tahu,” jawabnya saat ditanya siapa dan dimana lokasi distributor mesin tersebut.
Revitalisasi TPA Jabon ini merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan pemerintah Jerman dalam program Emission Reduction in Cities- Solid Waste Management (ERIC- SWM).
Dimana Pemkab Sidoarjo berkewajiban menyediakan lahan yang saat ini baru tersedia seluas 5,89 hektar dengan kapasitas 1.650.000 m3. Sedangkan Kementerian menyediakan mesin pengolah sampahnya.
Program yang dijalankan di kabupaten Sidoarjo, Kota Malang dan Kabupaten Jombang itu digarap Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur. Selain itu Kota Jambi juga ditunjuk sebagai lokasi pilot dalam program tersebut.(Hans/Pramono)
