Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600
,

Iklan

BHS atau Ahmad Dhani, Lawan Tanding Sebanding Untuk Gus Muhdlor

Tuesday, January 16, 2024, January 16, 2024 WIB Last Updated 2024-01-16T13:35:58Z

 

(Dari kiri) Akhmad Muhdlor, Bambang Haryo Soekartono dan Akhmad Dani Prasetya


DNN, SIDOARJO – Pelaksanaan Pilpres dan Pileg kurang dari sebulan lagi, tapi sebagian publik Sidoarjo merasa perhelatan Pilkada yang akan berlangsung November 2024 mendatang tetap menarik untuk dicermati. Termasuk mereka-reka lawan tanding yang sebanding untuk Sang Petahana, Ahmad Muhdlor.


Ditemui sore tadi di Zembronk Basecamp café di Anggaswangi, Selasa (16/01/2023) sore tadi, Pemerhati Politik Sidoarjo, Nanang Haromain mengatakan parpol-parpol besar yang punya potensi mengajukan jagonya di gelaran Pilkada masih menunggu hasil Pileg dan Pilpres bulan depan. 


Salah satunya adalah Partai Gerindra. Menurutnya parpol berlogo kepala Garuda itu punya potensi besar untuk mengusung kadernya sendiri di pentas Pilkada. Dan peluang itu dimiliki tiga orang ‘jagoan’ yang saat ini sama-sama berkontestasi menjadi anggota DPR RI dari dapil Jatim 1.


“Sebut saja nama incumbent Rahmat Muhajirin. Ada nama Bambang Haryo atau BHS, mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 yang juga mantan calon Bupati di Pilkada 2020. Gerindra masih punya satu gaco potensial lainnya yaitu Ahmad Dhani Prasetyo, pentolan Dewa 19,” katanya.


Nanang menambahkan, secara elektoral komposisi para petarung yang punya kekuatan nyaris seimbang itu sangat menguntungkan Gerindra yang di Pemilu tahun ini menargetkan 2 kursi dari dapil ini. Kondisi ini berbeda dengan partai lain, yang memberikan prioritas pada calon terkuatnya untuk didorong sampai terpilih. 


“Potensi gesekan di internal Gerindra ini yang harus dicarikan solusi. Salah satunya adalah mencarikan mainan baru dalam tanda petik bagi mereka. Salah satunya adalah didorong maju sebagai calon Bupati Sidoarjo di Pilkada nanti,” sebut mantan anggota KPU Sidoarjo itu.


Dari tiga nama tersebut, Rahmat Muhajirin dalam beberapa kali kesempatan menyatakan dirinya tidak akan maju di Pilkada. Berarti tinggal nama BHS atau Ahmad Dhani. Dengan catatan, salah satu dari dua nama ini gagal lolos ke Senayan.


“BHS atau Ahmad Dhani ini punya amunisi lengkap sehingga sangat layak untuk dijagokan melawan duet incumbent yang nampaknya masih akan berpasangan lagi di Pilkada nanti,” imbuh Nanang yang kini aktif menjadi peneliti di Institute Research and Public Development (IRPD) Sidoarjo itu. 


Menurutnya, Ahmad Dhani adalah figur alternatif yang memiliki akseptabilitas atau daya terima dan daya Tarik alias awareness lebih sebagai modal menuju tingkat keterpilihan (elektabilitas). Kegagalan di Pilkada Bekasi 2017 menjadi modal pengalaman besar untuk tidak terulang di Sidoarjo. 


Dalam pandangan Nanang, figur Dhani saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan awal kemunculannya di politik pada 2016 lalu. Hal ini bisa terlihat dari kepercayaan dirinya yang besar saat berniat maju di Pilkada Jakarta 2017 maupun Pilwali Surabaya 2020 lalu. Kevokalan Dhani dalam menyuarakan hak-hak khalayak  serta kinerja politik yang sudah dilakukannya juga dapat juga dirasakan oleh masyarakat bahkan sudah mendapat apresiasi  tersendiri.  


“Ada tiga hal yang menguntungkan, baik bagi BHS atau Ahmad Dhani, jika maju pilkada nanti. Yaitu momentum yang tepat melalui faktor Prabowo yang sedang naik daun, apalagi jika sampai terpilih jadi Presiden RI,” tukasnya.


Faktor kedua adalah BHS atau Dhani tidak saja membawa popularitas yang tinggi sebagai modal bertarung dalam pemilihan kepala daerah. Namun keduanya juga didukung oleh 'gizi' politik lainnya yang relatif kuat.


“Faktor ketiga adalah pilihan political mixing yang tepat, dengan siapa dipasangkan. Apalagi kalau bisa menggandeng PDIP atau partai besar Sidoarjo lainya. Jadi masing-masing membawa basis dukungan yang berbeda,” katanya lagi.


Nanang menandaskan Sidoarjo memerlukan munculnya figur-figur baru agar warga punya sosok alternatif bupati yang terbaik di periode mendatang. Selain itu tampilnya sosok lawan tanding yang sebanding itu akan menjadi pemicu bagi incumbent untuk menjaga kualitas kinerjanya hingga akhir masa jabatannya.(pram/hans)

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhNj5-ZAvcT-9iIFlu_km3yh0_IaIxL-uRp7XywnOxuvvkr12MBmNDLDoYO1-MyFPIHdipkG_g20QK1i4rLINfeoyIAmPow8QCRl2MdOSHBLINCxC0WutJLAlmN5cjigUHfuSiVQuDMfLIWwCvHzNWfup4l5TaECdpXhQwuwuLsC_kmxBsjUTDElycYrco=s1431

CV DELTA TOUR

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh5qCd9AeFn-lyqVbBcH8rTim07Ay_xbYd6AiaVSQnXSY57S_XnKzbeyqlcuFXemvK5Q0yU-umA4FaH8ThX1Gut8vyjVviRQMZvT9HCrdv9nnzHn8MimtwNQpLxE4onUfobXs_xamjsooT5dxxba72AfCEFlBwXUigoIlRAEIT4stnjHsqKI4Gsl0sa=s1280