Nanang Haromain, Direktur MSI Sidoarjo.
DNN, SIDOARJO - Peta Pilkada 2024 di Sidoarjo berpotensi besar akan berubah total setelah penahanan yang dilakukan KPK terhadap Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, kemarin.
"Bisa jadi setelah ini akan banyak tokoh-tokoh politik yang muncul dan mendeklarasikan diri sebagai calon bupati. Sampai sekarang ini memang masih sepi karena menunggu kepastian perkara Gus Muhdlor. Wait and see dulu," kata Direktur Media Survei Indonesia (MSI) Sidoarjo, Nanang Haromain yang ditemui di kantor sekretariatnya, Rabu (08/05/2024) sore tadi.
Jika mengacu kalkulasi kursi di DPRD Sidoarjo, maksimal bisa ada empat pasangan calon (paslon) yang akan berkontestasi dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Ini belum termasuk kemungkinan munculnya calon dari jalur independen alias perseorangan. "Tahun 2010 lalu ada lima paslon yang muncul. Empat dari parpol dan satu dari independen," ujarnya.
Selain PKB, Gerindra dan PDI Perjuangan diyakini tidak akan melepas peluang pertarungan perebutan tahta tanpa kehadiran sang juara bertahan. Bahkan tidak menutup kemungkinan, parpol medioker seperti Golkar, PAN dan PKS akan menjadi satu koalisi untuk meraih kesempatan ini.
Ia mencontohkan dari kubu Gerindra yang baru melaunching nama Mimik Udayana. Itupun justru mendaftar melalui PKB. "Dengan situasi hari ini bisa saja muncul tokoh lain, misalnya Kayan (Ketua DPC Gerindra Sidoarjo-red) atau tokoh lainnya," imbuh Nanang. Sinyalemen yang dilempar Bambang Haryo Soekartono (BHS) di beberapa media massa beberapa waktu lalu juga dianggapnya sebagai sinyal kuat akan tampilnya kembali politisi senior itu di ajang Pilkada tahun ini.
Saat itu BHS menyebut siap berkontestasi lagi jika mendapatkan mandat dari DPP Gerindra. "Tapi saya koq nggak yakin ia akan turun sendiri, karena BHS sepertinya lebih nyaman mengambil posisi sebagai anggota DPR RI," tutur mantan komisioner KPU Sidoarjo periode 2014-2019 itu.
Kemungkinannya BHS akan mengajukan orang kepercayaannya untuk berlaga di ajang itu. Misalnya Cahyo Harjo Prakoso, caleg terpilih Gerindra untuk DPRD Jatim. Selain berusia muda, Cahyo juga dinilai punya pengalaman yang cukup matang di dunia politik.
Pun demikian dengan kemungkinan munculnya kembali Amir Aslichin atau yang lebih akrab dengan panggilan Mas Iin. "Bagaimanapun ia masih punya basis pendukung yang cukup kuat. Lulusan universitas luar negeri dan punya pengalaman sebagai anggota DPRD Sidoarjo dan Jatim," ujar Nanang lagi.
Diluar itu kemungkinan munculnya nama-nama baru juga masih terbuka lebar. "Karena ini perebutan gelar lowong pasti peluangnya 50:50 bagi setiap kontestan. Tinggal parpol-parpol itu mau memanfaatkan kondisi ini atau tidak," tukasnya.
Apalagi kekuasaan Plt Bupati saat ini, Subandi juga akan usai pada akhir Agustus nanti jika ia mendaftarkan diri sebagai calon bupati. "Tapi dinamikanya masih bisa terus berubah sampai turunnya rekom dari tiap-tiap parpol karena semuanya sama-sama masih belum pasti. Kuncinya tetap siapa yang nantinya dapat rekom," pungkas Nanang. (pram/sein)
.jpg)
