Penulis : Husein (Opini Millenial)
Kota Delta sebentar lagi memasuki babak baru untuk memilih pimpinan daerah, beberapa politisi sudah terang-terangan mendeklarasikan diri untuk masuk sebagai kontestan dalam pilkada mendatang. Sebagian lagi masih nampak malu-malu kucing, menawarkan diri melalui lembaga-lembaga survei yang sudah mulai bergerak, menawarkan metode riset bagi seluruh politisi yang berkepentingan dengan opini publik.
Menjadi menarik ketika menggambarkan manuver politisi kota delta dengan dongeng di hutan rimba. Ini kisah tentang si raja hutan yang sedang menghadapi agresi dari kawanan serigala di wilayah teritorialnya.
Menyikapi hal itu singa cenderung diam dan menahan diri, tetapi itu tidak boleh disalahartikan sebagai kelemahan. Singa memberikan tekanan kepada kawanan serigala dengan metodenya sendiri. Yakni sebuah strategi dalam peperangan asimetris yang dikenal dengan nama 'teori katak mendidih'.
Apa sih yang dimaksud dengan strategi peperangan asimetris itu? US Army War College menyatakan, “Peperangan asimetris dapat dideskripsikan sebagai sebuah konflik dimana dari dua pihak yang bertikai berbeda sumber daya inti dan perjuangannya, cara berinteraksi dan upaya untuk saling mengeksploitasi karakteristik kelemahan-kelemahan lawannya. Perjuangan tersebut sering berhubungan dengan strategi dan taktik perang unconvensional.
Pejuang yang lebih lemah berupaya untuk menggunakan strategi dalam rangka mengimbangi kekurangan yang dimiliki dalam hal kualitas atau kuantitas.” (Tomes, Robert, Spring 2004, Relearning Counterin Surgency Warfare, Parameter, US Army War College).
Lalu apa yang dimaksud dengan teori katak rebus? Dalam dongeng itu dikisahkan, di tengah perseteruan itu ada seekor katak yang ditempatkan di panci dangkal berisi air yang dipanaskan di atas kompor. Tetapi hewan itu terlihat senang dan tetap bahagia di dalam panci walau suhu air di dalam panci itu terus meningkat. Si katak tidak kunjung melompat keluar meskipun air perlahan mencapai titik didih hingga akhirnya justru membunuhnya.
Perubahan suhu satu demi satu derajat pada suatu waktu terjadi secara bertahap sehingga katak tidak menyadari bahwa ia sedang direbus hingga semuanya terlambat dan tidak ada lagi daya untuk melarikan diri.
Kisah ini sering digunakan sebagai metafora atas ketidakmampuan seseorang untuk menyadari dan segera bereaksi atas ancaman jahat yang muncul secara bertahap, bukan secara tiba-tiba.
Hmmmmmm.... Dongeng ini dimaksudkan untuk menyampaikan pelajaran yang bermakna, serigala dan singa yang sedang bertarung mengapa harus ada katak yang direbus?
Barangkali kawanan serigala punya jam tangan, tapi singa punya waktu.
*) penulis adalah reporter DNN.