Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600
,

Iklan

Kunjungan Pasien di RSUD Sibar Membludak, Ini Cara Dinkes Sidoarjo Mengatasinya

Tuesday, January 16, 2024, January 16, 2024 WIB Last Updated 2024-01-16T13:28:58Z

Antrian pasien yang memadati ruang tunggu rawat jalan RSUD Sibar.



DNN, SIDOARJO – Sejak akhir Desember 2023 lalu ada lonjakan kunjungan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Barat (RSUD Sibar). Kenaikan itu tidak hanya terjadi di rawat inap namun juga di poli-poli rawat jalan.


“Paling banyak pasien yang masuk ruang operasi. Dari biasanya 20 pasien, sekarang bisa 40 pasien setiap harinya. Pasien dengan penyakit jantung dan saraf juga dominan,” sebut Direktur RSUD Sibar, dr. Abdillah Segaf Al Hadad yang ditemui Senin (15/01/2024) kemarin.


Dimungkinkan lonjakan jumlah pasien ini merupakan dampak pemutusan hubungan kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan Rumah Sakit Anwar Medika (RSAM) per tanggal 1 Januari 2023 lalu. Akibatnya warga peserta asuransi kesehatan pelat merah itupun beralih ke RSUD Sibar.


Abdillah mengakui fenomena ini menjadi persoalan baginya, mengingat terbatasnya jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di RSUD Sibar. “Kami berupaya minta ke beberapa perguruan tinggi untuk memperbantukan tenaga spesialis sebagai dokter tamu. Soalnya kalau menunggu yang berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara-red) butuh waktu lama,” ungkapnya.


Selain kekurangan dokter, RSUD Sibar juga minim jumlah perawat. Problematika itu sudah ia laporkan ke Bupati Sidoarjo. Rencananya dalam waktu dekat , pihaknya akan membahas masalah ini dengan Asisten 1 Sekda Sidoarjo untuk mencari solusi terbaik. 


“Tidak bisa kalau langsung merekrut honorer, terhalang aturan. Dimungkinkan nanti menggunakan Perbup (Peraturan Bupati-red) khusus rekrutmen tenaga perawat melalui BLUD (Badan Layanan Umum Daerah-red) sehingga tidak membebani APBD,” jelasnya.


Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan, Fenny Apridawati yang dihubungi melalui WA-nya, Selasa (16/01/2024) sore tadi mengatakan sudah mengambil beberapa langkah strategis untuk memastikan ketersediaan layanan kesehatan yang layak bagi masyarakat, khususnya yang berdomisili di wilayah Kecamatan Krian, Balongbendo, Tarik, Prambon dan Krembung.


Diantaranya, melakukan koordinasi dengan BPJS Kesehatan untuk memetakan rujukan pasien ke faskes tingkat dua agar lebih merata. Selain itu pihaknya juga telah memerintahkan pada Direktur RSUD Sibar untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat dan cepat.


“Diantaranya menambah jumlah personel yang bertugas di FO (Front Office-red), juga tenaga Satpam yang mengarahkan pasien. Kami juga instruksikan RSUD Sibar juga melakukan penambahan jumlah petugas pemberi layanan informasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional-red) serta personel yang menyiapkan rekam medis,” jelas Fenny.


Hal lain yang perlu dilakukan adalah membuka ruang poli rawat jalan untuk penyakit jantung, bedah umum dan anak di lantai 2 untuk memecah kepadatan. Dipandangnya perlu juga untuk menambah anjungan antrian serta percepatan peralihan ke e-rekam medis.


“Selain itu kami juga tetap akan melakukan visitasi (kunjungan-red) ke RSAM serta Kantor BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo. Kita akan coba rekomendasikan kembali RSAM agar bisa bisa bekerjasama lagi dengan BPJS,” imbuh mantan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Sidoarjo itu.


Fenny menambahkan sebenarnya ada dua unit Rumah Sakit bertipe C lainnya di wilayah Sidoarjo Barat yang setara dengan RSUD Sibar, diantaranya RS Mawardi dan RS Citra Medika. Selain itu juga ada dua Rumah Sakit bertipe D, yakni RSU Aminah dan RS Mitra Sehat Mandiri. “Semuanya juga sudah kerjasama dengan BPJS Kesehatan,” tandasnya.


Ditambahkannya, pemerintah sebagaimana tertuang dalam Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004 sudah menetapkan perimbangan ketersediaan tenaga kesehatan dengan jumlah masyarakat yang dilayaninya di wilayah tertentu.


Pada 2025 nanti diharapkan rasionya seperti ini. Untuk setiap 100 ribu penduduk dilayani oleh 28 dokter spesialis, 112 dokter umum, 11 dokter gigi, 158 orang perawat dan 75 orang bidan. “Selain itu juga diperlukan 35 orang sanitarian plus 56 orang tenaga gizi per 100 ribu penduduk,” pungkas Fenny.(hans/pram)

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhNj5-ZAvcT-9iIFlu_km3yh0_IaIxL-uRp7XywnOxuvvkr12MBmNDLDoYO1-MyFPIHdipkG_g20QK1i4rLINfeoyIAmPow8QCRl2MdOSHBLINCxC0WutJLAlmN5cjigUHfuSiVQuDMfLIWwCvHzNWfup4l5TaECdpXhQwuwuLsC_kmxBsjUTDElycYrco=s1431

CV DELTA TOUR

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh5qCd9AeFn-lyqVbBcH8rTim07Ay_xbYd6AiaVSQnXSY57S_XnKzbeyqlcuFXemvK5Q0yU-umA4FaH8ThX1Gut8vyjVviRQMZvT9HCrdv9nnzHn8MimtwNQpLxE4onUfobXs_xamjsooT5dxxba72AfCEFlBwXUigoIlRAEIT4stnjHsqKI4Gsl0sa=s1280