DNN, SIDOARJO - Bagian Keuangan Perumda Delta Tirta Sidoarjo bungkam terkait aliran uang representatif sebesar Rp 75 juta yang ditranfer dari rekening perusahaan ke rekening pribadi Direktur Utama, Dwi Harry Soerjadi.
Humas Perumda Delta Tirta Sidoarjo, Bakhtiar Iffanuri yang dihubungi melalui selulernya, Jum'at (23/11/2023) siang tadi mengaku belum ada konfirmasi resmi dari bagian keuangan terkait hal tersebut. "Silahkan konfirmasi langsung aja ya," ujarnya.
Namun manejer keuangan Perumda Delta Tirta, Taufiq Hidayat yang dihubungi terpisah tidak bersedia ditemui. "Mohon maaf, bapak masih rapat," ujar staf humas, M. Abdul Aziz.
Sikap menejemen itu membuat Ketua Java Corruption Watch (JCW), Sigit Iman Basuki semakin yakin adanya indikasi terjadinya tindak pidana korupsi di Badan Usaha Milik daerah (BUMD) Sidoarjo itu.
“Kalau memang baik-baik saja terus kenapa harus terkesan berbelit-belit seakan ada yang ditutup-tutupi,” ucapnya.
Sigit sendiri mengaku awalnya ia tidak tahu kalau dana yang ditransfer ke rekening pribadi Dwi Harry itu uang representatif.
“Seharusnya tidak boleh langsung ditansfer seperti itu kalau itu memang dana representative. Jelas itu kesalahan fatal dan bisa dikategorikan korupsi. Unsur mens rea (niat jahat-red)-nya sudah masuk," tukasnya.
Karena itu ia mendesak Kejaksaan Negeri Sidoarjo untuk segera memproses surat laporan JCW yang dilayangkan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya aktivis anti rasuah tersebut juga sudah melaporkan BUMD itu terkait penghapusan hutang Rp 5 miliar pada KPRI Koperasi Delta Tirta dan para vendor.(hans/pram)
