DNN, SIDOARJO – Bau busuk sampah langsung menyeruak menusuk hidung begitu sampai di depan pintu gerbang Hutan Kota ‘Delta Putri’. Pagar dari besi itupun juga tak lagi kokoh dengan warna yang telah kusam memudar.
Padahal Ruang Terbuka hijau itu berada di kawasan pusat Kabupaten Sidoarjo. Tepatnya disisi timur Kantor Perumda Delta Tirta dan Kantor Sekretariat KONI. Areanya sendiri terpisah menjadi dua bagian, di sisi utara dan selatan Jl. Pahlawan.
Dalam pantauan di lapangan terlihat kawasan itu begitu kotor. Dedaunan yang berguguran terserak dimana-mana. Pun demikian dengan ranting-ranting pepohonan yang patah dan jatuh ke tanah juga tampak di setiap penjurunya.
Kekumuhan itu terasa makin lengkap dengan adanya sampah-sampah rumah tangga yang bertumpukan di dalam lokasi berpagar besi itu, termasuk kasur busa bekas. Ada yang menimbun di salah satu bagiannya, sedangkan sebagian besar lainnya menyebar dimana-mana.
Kondisi itulah yang disesalkan anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, HM. Nizar. Ia yang dihubungi melalui selulernya, Senin (11/03/2024) sore tadi menyayangkan keberadaan hutan kota ‘Delta Putri’ yang terabaikan dan tak terawatt dengan baik itu.
Legislator asal Krian itu mengatakan, harusnya lokasi itu bisa dikelola dengan baik oleh Pemkab Sidoarjo, dalam hal ini adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Misalnya dipakai sebagai tempat budidaya pepohonan endemic Sidoarjo yang nyaris punah atau minimal sudah jarang ditemukan keberadaannya pada saat ini.
“Dengan begitu bisa menjadi wahana edukasi atau pembelajaran bagi generasi muda terkait tanaman, pohon dan sebagainya. Khan bisa seperti itu sehingga keberadaannya punya manfaat bagi warga Sidoarjo,” sebut Nizar.
Atau bisa juga dijadikan obyek wisata kota bernuansa alam yang murah tetapi tetap nyaman bagi para pengunjungnya. “Minimal jadikan paru-paru kota dengan ditanami aneka pepohonan yang rimbun supaya bisa menyerap polusi udara. Itu hitungannya sudah paling malas berpikir dan bekerja,” tukas wakil rakyat yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar itu.
Konsep itu setidaknya jauh lebih baik ketimbang tidak terurus dan dibiarkan terbengkalai begitu saja seperti sekarang ini. Ironisnya lokasi tersebut justru menjadi tempat pembuangan sampah liar yang ada di pusat kota.
“Khan lucu jadinya. Alun-alun dipercantik, bikin beberapa monument sekaligus di sepanjang jalan itu, trotoarnya diperbaiki, begitu juga taman-taman yang ada di tepian dan median jalan, tapi hutan kotanya justru sangat kumuh, kotor dan jorok seperti itu,” tandas Nizar lagi.
Karena itu politisi yang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Sidoarjo periode 2024-2029 itu minta pada DLHK untuk memberikan perhatan khusus pada Hutan Kota ‘Delta Putri’ tersebut.
“Coba mikir soal konsepnya, terus susun berapa kebutuhan dananya. Saya pikir bisa dialokasikan di APBD Perubahan nanti. Soalnya lokasi itu merupakan bagia dari etalase Sidoarjo yang harus terlihat cantik dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.(sein/pram)
