DNN, SIDOARJO – Penolakan warga Dusun Mlaten Desa Sidokepung kecamatan Buduran atas pembangunan akses jalan Perumahan Citra Garden berbuntut panjang. Warga meminta beberapa LSM Sidoarjo untuk ikut terlibat membantu memperjuangkan hak-hak mereka.
Diantaranya, LBH Baladika karya Jawa Timur, Himpunan Putra-Putri Angkatan Darat (HIPAKAD), dan LSM Seven Gab. Menurut koordinator ketiga lembaga tersebut, Husni Thamrin pihaknya didatangi beberapa warga dusun Mlaten untuk diminta membantu mereka.
“Intinya kami siap membantu warga untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi kami akan pelajari dulu kasusnya agar bisa melihat masalah ini secara obyektif,” katanya saat ditemui di salah satu cafe di Sidoarjo, Sabtu (10/09/2022) sore tadi.
Sementara itu Ketua LBH Baladika karya Jawa Timur, H. Shodiq menambahkan pihaknya melakukan komunikasi dulu dengan berbagai pihak yang berkompeten dengan masalah ini. Diantaranya pihak pengembang Perumahan Citra Garden, Pemerintah Desa Sidokepung dan perwakilan warga.
“Kami akan lihat dulu perkembangannya, namun jika memang diperlukan kami siap melakukan upaya-upaya hukum atau jika perlu kami akan menggelar aksi demo,“ imbuhnya yang didampingi Koordinator LSM Seven Gab, Achmad Sugito.
Permasalahan itu sendiri bermula rencana perumahan citra garden yang akan membangun akses jalan melewati depan rumah warga yang berada di pinggir sungai sisi Utara. Padahal rencana sebelumnya akses jalan yang akan di bangun oleh pihak perumahan ada disebelah selatan sungai. Atas perubahan rencana itu warga yang terdampak sama sekali belum mendapatkan pemberitahuan terkait hal itu.
“Rencananya memang mau ada pengurugan lahan milik perumahan di wilayah Desa Entalsewu,” jelas Ketua RT 26 Dusun Mlaten, Salim.
Permasalahan pun berkembang karena sebelumnya akses jalan itu tidak melewati depan rumah warga RT 26 dusun Mlaten, namun dilewatkan sisi timur jembatan yang menghubungkan Dusun Mlaten Desa Sidokepung dan Desa Entalsewu dengan membongkar TPST milik Desa Entalsewu. Hal ini kemudian menurut informasi ditolak oleh warga Desa setempat.
“Namun hari ini berubah, tidak sesuai dengan kesepakatan. Aksesnya dialihkan ke sebelah barat jembatan yang berdekatan dengan rumah warga sisi Utara sungai. Seharusnya ada pembicaraan lagi,” imbuh Salim. Ia juga mengaku banyak menerima keluhan warga soal kompensasi yang diminta lantaran merasa terdampak pembangunan itu nantinya.
Sementara itu pamong Dusun Mlaten Desa Sidokepung, Akhmad Effendi mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti permasalahan ini dengan mengundang semua warga untuk duduk bersama membahas permasalahan ini agar segera tuntas.(hans/pram)
