DNN, SIDOARJO – Win-win Solution yang ditawarkan Komisi C DPRD Sidoarjo, akhirnya mampu menyelesaikan sengketa antar warga di Perumahan Pondok Mutiara akibat penutupan akses pintu masuk di sisi barat kawasan pemukiman tersebut.
Masalah itu bermula saat sebagian besar warga di wilayah RT 19 perumahan elit tersebut bersepakat untuk menutup akses jalan masuk tersebut. Pertimbangannya untuk mengurangi resiko keamanan serta demi menciptakan kenyamanan warga.
Suasana hearing Komisi C DPRD Sidoarjo dengan pihak-pihak yang bersengketa soal penutupan akses jalan masuk Perum Pondok Mutiara.Namun keputusan tersebut dikeluhkan salah seorang warga setempat lainnya Imam Rofi’i. Pasalnya, usaha cucian mobil serta kafe miliknya yang berada di dalam perumahan itu jadi sepi pengunjung. Bukan hanya itu, keputusan warga itu juga dianggap telah menyulitkan akses jalan menuju kampung seni Sidoarjo yang berada di bagian belakang perumahan tersebut.
Masalah itu kemudian ditangani Komisi C dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan. Dan selanjutnya komisi yang membidangi pembangunan dan infrastruktur itu mengundang pihak-pihak yang terlibat dalam masalah tersebut di forum Rapat Dengar Pendapat atau Hearing yang digelar pada Rabu (31/08/2022).
Pembahasan masalah yang juga menghadirkan Kepala Desa Jati, Dinas Perizinan, Sat Pol PP, Dinas Perkim, dan Camat Kota Sidoarjo sempat menimbulkan tarik ulur antara kedua belah pihak yang bersengketa hingga hampir dua jam.
Wakil Ketua, Anang Siswandoko, menyarankan kedua belah pihak mencari jalan terbaik. “Intinya, ladang usaha disana yang bisa memberikan multiplayer effect tersebut bisa makin lancar tanpa mengabaikan faktor keamanan dan kenyamanan warga sekitar. Jadi harus ada win-win solution,” ujar politisi Partai Gerindra itu.
Sekretaris Komisi C, M. Rojik menambahkan, di saat-saat seperti ini pemerintah dan warga harus ramah terhadap penanaman investasi di Sidoarjo yang berpotensi besar mengurangi angka pengangguran karena bisa menyerap tenaga kerja lokal. Dengan begitu akan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh warga Kabupaten Sidoarjo.
“Apalagi ijin usaha cucian mobil dan kafe itu juga sudah sangat lengkap. Mulai dari IMB, Ijin Pemanfaatan air bawah tanah, bahkan ijin UKL/UPL yang terkait dampak lingkungan hidup juga punya. Seharusnya ini menjadi role model bagi usaha-usaha lainnya di Sidoarjo,” kata legislator PKB itu.
Dan setelah melalui perdebatan yang panjang akhirnya tercapailah kesepakatan. Yakni portal penutup jalan itu kembali dibuka namun disana dibangun pos security untuk menjamin keamanan lingkungan. “Alhamdulillah sudah ada jalan keluarnya yang disepakati bersama. Saya kira masalah ini sudah clear," imbuh Ketua RT 19 Perum Pondok Mutiara, Christiono Sutanto.
Terkait hal itu, anggota Komisi C, M. Sochieb menambahkan ada pembelajaran yang bisa diambil dalam kasus ini. Dimana para pengusaha di Sidoarjo harus tetap menjaga hubungan baik dengan lingkungan di sekitarnya.
“Kalau ada komunikasi yang baik dengan warga setempat, setidaknya bisa mencegah terjadinya kesalahpahaman. Sehingga kalau kemudian timbul masalah, bisa segera diselesaikan dengan baik,” tutur anggota dewan yang berasal dari Partai Nasdem itu.(Hans/Pram)
