DNN, SIDOARJO - Bulan Pebruari ini diperkirakan akan menjadi puncak penularan wabah demam berdarah di Kabupaten Sidoarjo. Seperti fenomena yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, wabah penyakit ini selalu mengikuti curah hujan.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, dr Maya Syahria Saleh M.Kes yang ditemui di kantornya, Kamis (10/02/2022). Karena itu pihaknya sudah menyiapkan layanan terbaik bagi warga Sidoarjo, khususnya anak-anak yang diketahui terinfeksi demam berdarah.
Apalagi jika mengacu pada data yang ada padanya sejak November 2021 lalu hingga saat ini, trend jumlah pasien pengidap demam berdarah yang dirawat di rumah sakit Delta Surya terus meningkat setiap bulannya.
“November lalu ada 5 pasien, terus meningkat jadi 21 orang dan di Januari ini ada 56 orang. Bulan Pebruari ini memang belum terlalu banyak tapi sudah ada satu pasien anak-anak usia 13 tahun yang meninggal dunia,” katanya.
Peningkatan jumlah pasien juga terjadi di Puskesmas yang mencatatkan jumlah 141 orang, juga ratusan lainnya yang sempat dirawat di RSUD, sedangkan pengidap demam berdarah di rumah sakit swasta lainnya di Sidoarjo malah belum terdeteksi karena masih dalam proses pelaporan.
Karena itu Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr. Athoillah, menandaskan pihaknya terus berusaha menangani masalah wabah penyakit ini.
Salah satunya adalah dengan terbitnya surat edaran yang ditandatangani Sekda Sidoarjo pada 8 Pebruari kemarin. Dalam surat tersebut Pemkab meminta seluruh dinas, kecamatan, serta desa dan kelurahan menggerakkan aparatnya juga masyarakat untuk melakukan kegiatan Jumat bersih. Salah satunya adanya dengan memastikan tidak adanya genangan air bersih yang memungkinkan menjadi sarang nyamuk demam berdarah.
Atoillah juga meminta warga melakukan deteksi dini jika ada anggota keluarga yang menunjukkan adanya gejala demam berdarah. Yakni panas tinggi, badan lemas dan juga timbulnya bercak-bercak di kulit.
Karena itu, ia meminta pasien dengan gejala seperti itu segera dilarikan ke rumah sakit agar cepat mendapatkan layanan medis yang memadai. Ia menambahkan, faktor kefatalan yang terjadi dalam kasus ini seringkali disebabkan karena keterlambatan penanganan.(hans/rio)
