Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600
,

Iklan

Dituding Lemah Antisipasi, Dinkes Sidoarjo Pastikan Siap Hadapi Wabah Demam Berdarah

dnnmedia.net
Wednesday, January 26, 2022, January 26, 2022 WIB Last Updated 2022-01-26T15:49:06Z




DNN, SIDOARJO - Tokoh Masyarakat Sidoarjo Barat, M. Nizar, menyebut Dinas Kesehatan dan juga aparatur di bawahnya lengah dan terkesan mengabaikan potensi terjadinya wabah demam berdarah.

Salah satu contohnya adalah  kasus di Kecamatan Krian, kemarin. Dimana Puskesmas Krian dikabarkan tidak bisa memenuhi permintaan warga  untuk melakukan fogging lantaran satu-satunya alat yang dimiliki rusak.

Padahal di lingkungan tersebut sudah ada lima warga setempat, terutama anak-anak, yang positif terinfeksi demam berdarah hingga harus menjalani perawatan medis di rumah sakit.

“Harus menunggu sampai muncul korban berapa lagi supaya dinkes bisa langsung bergerak. Alat saja sampai nggak ada. Ini menunjukkan kalau mereka benar-benar tidak siap menghadapi wabah ini,” katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr athoillah mengatakan pihaknya sudah sangat siap memenuhi permintaan masyarakat, termasuk pelaksanaan fogging.

Hanya saja ada mekanisme yang perlu dilakukan sebelum melakukan hal itu. Yang pertama adalah penyelidikan epidemologis untuk memastikan terjadinya wabah demam berdarah di lingkungan tersebut.

Pasalnya pengasapan yang dilakukan secara serampangan justru akan menimbulkan dampak negatif bagi warga akibat terpapar zat kimia yang disemprotkan. Dan lagi fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa tetapi tidak memusnahkan jentik-jentiknya sehingga wabah itu bisa kembali berulang.

“yang terpenting adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Karena itu saat ini pemerintah tengah menggalakkan program satu rumah satu Jumantik (Juru Pemantau JentIk-red) sehingga tidak ada potensi bagi perkembangan nyamuk aedes aegipty,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Krian, dr Titik Sri Harsasih mengatakan sebenarnya pihaknya sudah mengantisipasi datangnya wabah demam berdarah di wilayah tugasnya. Hal itu ditunjukkan dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait demam berdarah di berbagai desa untuk mencegah timbulnya wabah di masyarakat.

Titik yang ditemui di ruang kerjanya, rabu (26/01/2022) pagi tadi juga telah menyiapkan sarana rawat inap di Puskesmas Krian jika ada warga yang terinfeksi demam berdarah.(hans/pram)

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHrXgUblR7J64GKvwk21F1_y_jAnosYVe4N8WJS1ygEoiaQHoD6uC6hOFD7Lj7Nhylelg-_3ysD-haxn-VkxpCbGdWZuisXKGv8drTp8Tge5dE3Ar27KflCOTyCko8Gjr6zU6MGCjNEmRn8hoeQR8-XEVX3C3nRJbjghKk71eIgP6EJkJhm4jEp6V_=s1280

CV DELTA TOUR

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh5qCd9AeFn-lyqVbBcH8rTim07Ay_xbYd6AiaVSQnXSY57S_XnKzbeyqlcuFXemvK5Q0yU-umA4FaH8ThX1Gut8vyjVviRQMZvT9HCrdv9nnzHn8MimtwNQpLxE4onUfobXs_xamjsooT5dxxba72AfCEFlBwXUigoIlRAEIT4stnjHsqKI4Gsl0sa=s1280